Pengrajin Sandal Tarumpah

Akibat kemajuan industri yang begitu cepat maka pertumbuhan jumlah produk semakin meningkat pula, hal ini bisa di lihat dengan membanjirnya produk produk import di pasaran, sehingga produk asli Indonesia menjadi kalah dalam bersaing. sebagai akibat dari hal tersebut para pengrajin Tasikmalaya pada umumnya dan para Pengrajin Sandal Tarumpah khususnya saat ini menjadi berkurang. Permintaan akan produk produk sandal tarumpah pun menurun drastis sehingga para pengrajin sandal tarumpah mencari alternatif lain dengan membuat sandal bentuk lain selain sandal tarumpah.

Setelah permintaan akan sandal tarumpah menjadi berkurang maka para pengrajin sandal tarumpah Tasikmalaya beralih membuat sandal bentuk dan model lain, biasanya produk sandal dari bahan spon, sol cetak, sandal kelom atau sandal yang lainnya, bahkan ada juga yang beralih profesi mencari usaha lain.

Berbagai alasan mereka berpindah atau mencari usaha lain, mungkin untuk memenuhi kebutuhan sehari hari mereka harus membiayai kebutuhan hidup, Dengan beralih membuat sandal bentuk lain, sekarang para pengrajin yang dulu memproduksi sandal tarumpah bisa melanjutkan usahanya, tapi membuat sandal tarumpah tetap berjalan ketika ada orderan pesanan satu pasang atau dua pasang biasanya suka di layani,  Pesanan sandal tarumpah akan banyak ketika menjelang hari raya lebaran, bahkan permintaan dari sebagian para pembeli sampai ada yang tidak terlayani

Sebenarnya ada sebagian para pengrajin sandal tarumpah yang masih berproduksi, mereka umumnya bekerja sama dengan sebuah perusahaan sandal lain yang agak besar, mereka hanya membuatkan saja ( maklun ) jadi perusahaan itu menyediakan bahan bahan yang di perlukan dan kemudian menjual dan memasarkannya

Biasanya perusahaan itu mempunyai toko yang agak besar sebagai tempat memasarkan produk hasil produksi pengrajin tadi dan umumnya mereka mempunyai modal yang cukup besar sehingga usahanya tetap berjalan sampai saat ini.

Pada saat sekarang ini rasanya tidak mungkin para pengrajin sandal tarumpah Tasikmalaya memproduksi seperti dulu dengan modal sendiri serta menjualnya sendiri, karena untuk melakukan itu perlu modal yang cukup besar, sebagai contoh mereka menjual produknya ke grosir atau ke toko pada umumya pembayarannya tidak secara tunai, tapi produk mereka di bayar setengahnya, bahkan ada yang di kredit dan pembayarannya pakai cek, kalau begini caranya para pengrajin sandal tarumpah tidak akan berkembang, untuk beli bahan baku dan bayar pegawai saja tidak cukup dan lama kelamaan mereka akan berhenti tidak bisa melanjutkan usahanya. Belum lagi kenaikan harga bahan baku yang semakin tinggi

Begitulah kenyataanya bagaimana para pengrajin sandal tarumpah Tasikmlaya saat ini kurang berkembang karena menghadapi berbagai macam kendala.