Masa Kejayaan Sandal Tarumpah
- Dapatkan link
- X
- Aplikasi Lainnya
Dalam suatu bidang usaha mungkin sudah biasa kalau
mengalami pasang surut, tidak selamanya ada di atas mungkin suatu hari nanti
bisa ke bawah begitu juga sebaliknya. Perkembangan sandal Tarumpah pernah
mengalami masa kejayaan.hal tersebut terbukti dengan banyaknya para pengrajin
memproduksi sandal tersebut hampir di setiap daerah atau wilayah khususnya di
wilayah kecamatan Mangkubumi Kota Tasikmalaya yang menjadi sentra pembuatan sandal tarumpah di Kota Tasikmalaya.
Inilah kisah keunikan pengusaha kecil menengah ketika
ekonomi Indonesia sedang hancur, dimana pada waktu itu bertepatan dengan krisis
moneter tahun 1999 / 2000 banyak pengusaha atau perusahaan besar gulung tikar atau menutup usahanya. Sementara para pengusah kecil menengah atau para pengrajin kecil
kebalikannya, Mereka bisa bertahan dan bergairah tetap menjalankan usahnya tanpa
terganggu oleh yang namanya krisis moneter ( Krismon )
Sekitar awal tahun 2000 sampai tahun 2002, masa kejayaan
sandal tarumpah dan produk sandal Tasikmalaya lainnya mengalami perkembangan yang menggembirakan, hal ini terbukti dengan
banyaknya permintaaan berbagai sandal produk Tasikmalaya, khususnya sandal
tarumpah ke berbagai wilayah di Indonesia . Pada waktu itu permintaan sandal
tarumpah Tasikmalaya banyak di kirim ke beberapa wilayah Bandung, Bogor,
Jakarta dan sekitarnya, sandal tarumpah produk Tasikmalaya mengalami masa
Booming. Mungkin kemajuan seperti itu pernah di alami pada masa masa sebelumnya,
tapi tidak seperti yang dialami saat itu.
Berapa pun banyaknya stok sandal Tarumpah yang di
miliki para pengrajin habis di buru para pembeli, ada pula para pembeli yang
langsung datang ke tempat para pengrajin bahkan mereka sampai rela menunggui proses
pengerjaan selesai di tempat para pengrajin. Padahal di kota Bandung produk
sandal tarumpah kodian banyak di jajakan atau di pasarkan di pasar pasar
tradisional dan kaki lima mereka sangat laris manis, Ada juga yang di pasarkan
di toko toko besar mungkin kwalitasnya agak berbeda dengan yang ada di pasar
tradisional dan kaki lima
Rasanya para pengrajin sandal tarumpah Tasikmalaya sekarang
sangat rindu pada masa kejayaan sandal tarumpah waktu itu, tapi
kapan dan apakah hal itu mungkin terjadi lagi !
Masa kejayaan Sandal Tarumpah waktu itu juga di alami oleh pengrajin produk
sandal yang lainnya, mereka sibuk hampir siang dan malam mengerjakan berbagai
produk sandal untuk memenuhi semua pesanan
dan permintaan para pelanggan. Biasanya puncak produksi atau pengerjaan produk
sandal Tasikmalaya terjadi ketika menjelang musim puasa dan lebaran
Kenaikan harga bahan baku menjadi kendala,
Permintaan sandal tarumpah waktu itu kebanyakan sandal
tarumpah dalam kodian dengan harga kodian berkisar Rp, 340 000 ,- sampai Rp, 380
000 per kodi ( isi 20 pasang ) untuk kwalitas standar, ukuran dewasa dengan nomor ukuran 38 – 42,
Harga sandal tarumpah bukan kodian atau khusus
pesanan memang ada harganya bekisar antara Rp, 50.000 sampai Rp, 60.000 per
pasang, sungguh jauh berbeda dengan harga penjualan sekarang.
Ketika itu harga bahan baku sandal tarumpah masih stabil
tidak seperti saat ini, Coba kita bandingkan harga bahan baku ketika itu dan
harga saat ini,
kulit untuk bagian muka ( kulit bok ) berkisar Rp, 3.500
sampai Rp, 4.000 per kaki, sekarang Rp,
9.000 untuk kulit kwalitas standar dan lebih mahal lagi untuk kwalitas lebih bagus
Karet sol atau karet mentah ( kref ) berkisar Rp, 11.000
sampai Rp, 12.000 per kilogram sekarang bisa mencapai Rp, 55.000 sampai Rp,
60.000/kg
Kulit sol atau kulit untuk bagian alas berkisar Rp,
22.500 sampai Rp, 25.000 per kilogram sekarang bisa mencapai harga Rp, 70.000
sampai 75.000 / kg
Latek ( bahan perekat / lem ) berkisar Rp, 6.000 sampai Rp,
8.000 sekarang bisa mencapai 20.000 sampai 25.000 per liter begitu juga dengan minyak tanah atau bensin sebagai perekat karet solnya,
Begitulah tingkat kenaikan harga bahan baku sandal
tarumpah yang begitu tinggi, sehingga para pengrajin saat ini tidak sanggup
meneruskan usahanya, Biaya produksi
tidak sebanding dengan besarnya penjualan,
Andai kata sekarang ada pembeli yang
memberikan penawaran harga sandal tarumpah per kodi ( 20 pasang ) harga Rp, 1.000.000
untuk kwalitas standar seperti dulu, mereka tidak sanggup bahkan menolaknya
karena tidak sesuai dengan harga bahan baku dan ongkos kerja saat ini. mereka
lebih baik beralih memproduksi sandal yang lain atau menjadi buruh di tempah
lain, bukannya tidak ada permintaan atau pesanan sandal tarumpah dalam jumlah
kodian hanya harga penawaran tidak sesuai lagi, kecuali ada penawaran yang
lebih tinggi dan sesuai dengan harga bahan baku saat ini.
Rasanya masa kejayaan sandal tarumpah akan terus menjauh
dari harapan para pengrajin !
- Dapatkan link
- X
- Aplikasi Lainnya