Grosir sandal di pasar Cikurubuk Tasikmalaya
Selain produk busana muslim Tasik, Kota Tasikmalaya juga di kenal sebagai produsen penghasil alas kaki atau sandal. Ada berbagai macam jenis dan bentuk sandal hasil karya para pengrajin sandal, produk sandal di Tasikmalaya umumnya berskala kecil atau home industry dengan modal tidak cukup besar, di kerjakan di rumah dengan tenaga kerja yang ada dari mulai anggota keluarga atau para tetangga sekitar.
Selain pasar pasar tradisioanal di wilayah jawa barat atau berbagai wilayah di pulau jawa, pasar grosir sandal Cikurubuk juga merupakan tempat pemasaran produk sandal pengrajin Tasikmalaya.
Grosir sandal Cikurubuk banyak menjual berbagai macam produk sandal lokal dan impor, banyak para pelanggan dan pembeli dari berbagai daerah membeli ke tempat tersebut, umumnya membeli dalam jumlah banyak untuk di jual kembali.
Pasar grosir sandal Cikurubuk mulai berubah,
Keberadaan pasar grosir sandal di cikurubuk saat ini cukup berkembang tapi sayang berbagai produk yang di jual bukan semuanya produk sandal produksi Tasikmalaya. Dengan adanya pasar bebas ACFTA atau ASEAN China Free Trade Area, produk alas kaki seperti sandal dan sepatu dari luar khususnya produk impor dari Tiongkok China banyak membanjiri toko dan pasar pasar tradisional. Hal demikian sama di pasar grosir sandal Cikurubuk Tasikmalaya.
Hal ini menjadi kekhawatiran berbagai pihak terutama para pengrajin sandal Tasikmalaya, dengan membanjirnya produk dari luar secara perlahan akan “ membunuh “ keberlangsungan usaha para pengrajin sandal Tasik.
Berbagai macam faktor yang mengakibatkan produk sandal Tasikmalaya mulai di pinggirkan yaitu,
Harga,
Produk sandal impor harganya sangat murah apabila kita bandingkan dengan ongkos produksi sandal pengrajin/pengusaha Tasikmalaya sangat jauh berbeda, untuk bahan baku saja mereka harus beli dengan harga yang cukup tinggi, mungkin karena bahan baku tidak di produksi di Tasikmalaya sehingga harus di datangkan dari produsen dari tempat yang cukup jauh dan memerlukan biaya yang cukup tinggi. Belum lagi toko bahan sandal yang pasti mengambil keuntungan. Untuk bahan baku saja mengalami proses mata rantai yang cukup panjang.
Ongkos atau buruh upah yang rendah
Dengan persaingan yang cukup ketat dan bahkan tidak seimbang lagi para pengrajin atau pengusaha sandal Tasikmalaya tidak bisa menjual dengan harga yang sangat tinggi, dalam hal ini mereka pasti menekan ongkos produksi serendah rendahnya.
Cara yang mereka lakukan yaitu menetapkan ongkos buruh dengan harga rendah dengan hal tersebut para pembuat atau pengrajin sandal tidak berminat lagi menekuni usaha pembuatan sandal dan akhirnya mereka berpindah dan menekuni usaha lain.
Model
Dengan berbagai macam model dan bentuk sandal impor yang lumayan bagus sehingga banyak pembeli yang tertarik untuk membeli dan menggunakannya, bahkan orang Tasikmalaya sendiri belum tentu membeli dan menggunakan produk sandal hasil pengrajin lokal.
Hal tersebut merupakan sebuah kenyataan yang tidak di pungkiri bahwa produk alas kaki sandal dan sepatu impor telah merebut kedaulatan produk sandal lokal. Produk sepatu Cibaduyut kota Bandung juga mengalami nasib yang sama, sepatu sepatu impor dari negeri Tiongkok China telah membanjiri pasar sepatu Cibaduyut. Sehingga para pengrajin dan pengusaha lokal mulai resah akan masa depan usahanya.
Dari berbagai sumber yang melakukan penelitian, dengan mulai di berlakukannya ACFTA angka impor alas kaki Indonesia lebih tinggi dari ekspor, pemerintah sudah saatnya turun tangan membantu mereka.